Pengertian Grafik Barber
Johnson :
Pada Tahun 1973, Barry Barber, M.A., PhD.,
Finst P., AFIMA dan David Johnson, M.Sc berusaha merumuskan dan memadukan empat
parameter untuk memantau dan menilai tingkat efisiensi penggunaan Tempat Tidur
untuk bangsal perawatan pasien. (Sudra, Rano I.2008)
Terdapat empat garis bantu yang dibentuk oleh empat
parameter Grafik Barber Johnson, yaitu :
- TOI pada umumnya menjadi sumbu horizontal.
- AvLOS pada umumnya menjadi sumbu vertikal.
- Garis bantu BOR merupakan garis yang ditarik dari pertemuan sumbu
horizontal dan vertikal , yaitu titik 0,0 dan membentuk seperti kipas.
- Garis bantu BTO merupakan garis yang ditarik dan menghubungkan posisi
nilai AvLOS dan TOI yang sama.
Parameter Grafik Barber Johnson :
Keempat parameter yang dipadukan tersebut BOR (Bed
Occupancy Rate), AvLOS (Average Length Of Stay), TOI (Turn Over Interval), dan
BTO (Bed Turn Over). Perpaduan keempat parameter tersebut diwujudkan dalam
bentuk Grafik Barber Johnson (BJ). (Sudra, Rano I.2008)
Berikut keempat parameter
dan penjelasannya :
1. BOR (Bed
Occupancy Rate / percentage bed occupanpcy)
Bed Occupancy Rate (BOR) merupakan angka yang menunjukkan
presentase tingkat penggunaan Tempat Tidur pada satuan waktu tertentu di Unit
Rawat Inap (bangsal). Standard nilai ideal menurut Barber Johnson untuk BOR 70
– 85 %. (Sudra, Rano I.2008)
Apabila nilai
BOR lebih dari 85 % maka pelayanan yang dijalankan oleh dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lain kurang efektif, hal tersebut dapat dikarenakan :
- Beban kerja tinggi
- Ruang kerja terbatas
namun penggunaan Tempat Tidur yang berlangsung secara terus – menerus.
- Meningkatnya kualitas
pasien memperoleh perawatan yang layak dibutuhkannya.
- Memperpanjangkan masa
penyembuhan pasien.
Adapun rumus
Bed Occupancy Rate ( BOR ) :
Manfaat penghitungan BOR yaitu untuk mengetahui tingkat
penggunaan Tempat Tidur suatu rumah sakit. Angka BOR yang rendah kurangnya
penggunaan fasilitas perawatan rumah sakit oleh masyarakat.
2. AvLOS
(Average Length Of Stay)
Average Length Of Stay disebut juga lama dirawat merupakan
jumlah hari kalender dimana pasien mendapatkan perawatan rawat inap di rumah
sakit, sejak tercatat sebagai pasien rawat inap (admisi) hingga keluar dari
rumah sakit (discharge). Kondisi pasien keluar bisa dalam keadaan hidup maupun
mati. Jadi pasien yang belum keluar dari rumah sakit belum bisa dihitung hari
Lama dirawatnya. NilaI ideal untuk AvLOS adalah ± 3 – 12 hari. (Sudra, Rano
I.2008)
Total dari lama hari rawat dapat diartikan sebagai jumlah
hari rawat yang didapat pada pasien, sampai pasien keluar hidup atau meninggal.
Rumus Average
Length Of Stay :
3. TOI (Turn
Over Interval)
Turn Over Interval menunjukkan rata-rata jumlah hari sebuah
Tempat Tidur tidak ditempati pasien. Hari “Kosong” ini terjadi antara saat
Tempat Tidur yang ditinggalkan oleh seorang pasien sehingga digunakan lagi oleh
pasien berikutnya. Nilai ideal Turn Over Interval (TOI): 1-3 hari (Sudra, Rano
I. 2008)
Rumus Turn Over
Interval :
4. BTO (Bed
Turn Over)
Bed Turn Over atau Troughput merupakan rerata jumlah pasien yang
menggunakan setiap Tempat Tidur dalam periode tertentu. Nilai BTO sangat
membantu dalam menilai tingkat penggunaan Tempat Tidur karena dalam dua periode
bisa diperoleh angka BOR yang sama tetapi angka BTO berbeda. Nilai ideal Bed
Turn Over (BTO) minimal 30 pasien dalam periode 1 tahun. Artinya, 1 Tempat
Tidur diharapkan digunakan 30 pasien dalam 1 tahun, berarti 1 pasien rata –
rata dirawat selama 12 hari. Hal ini sejalan dengan nilai standar ideal AvLOS
yakni 3 – 12 hari. (Sudra, Rano I. 2008)
Rumus Bed Turn
Over :
Cara membuat
Grafik Barber Johnson :
Ketentuan-ketentuan
yang harus diingat waktu membuat Grafik Barber Johnson yaitu :
a. Skala pada
sumbu horisontal tidak harus sama dengan skala sumbu vertikal.
b. Skala pada suatu sumbu harus konsisten.
c. Skala pada sumbu horizontal dan vertical dimulai dari angka 0 dan berhimpit membentuk koordinat 0,0.
d. Judul grafik harus secara jelas menyebutkan nama Rumah Sakit, nama bangsal (bila perlu), dan periode waktu.
b. Skala pada suatu sumbu harus konsisten.
c. Skala pada sumbu horizontal dan vertical dimulai dari angka 0 dan berhimpit membentuk koordinat 0,0.
d. Judul grafik harus secara jelas menyebutkan nama Rumah Sakit, nama bangsal (bila perlu), dan periode waktu.
e. Garis bantu
BOR dibuat dengan cara :
1) Tentukan nilai BOR yang akan dibuat garis bantunya, misalnya BOR 75 %.
2)
Tentukan koordinat titik bantu BORnya sesuai nilai BOR tersebut, misalnya untuk
BOR 75 % maka koordinat titik bantunya adalah :
a) AvLOS = nilai BOR di bagi 10 = 75/10 = 7,5
b) TOI = 10 – nilai AvLOS = 10 – 7,5 = 2,5.
3) Tarik garis mulai dari koordinat 0,0 melewati titik bantu BOR tersebut.
4) Beri keterangan garis tersebut, misalnya bahwa garis tersebut adalah BOR 75
%
f. Garis bantu
BTO dibuat dengan cara :
1) Tentukan nilai BTO yang akan dibuat garis bantunya, misalnya BTO = 10
2) Tentukan titik bantu disumbu AvLOS dan TOI (nilainya sama), dengan cara :
a) Titik bantu = (jumlah hari dalam periode tertentu) dibagi
(nilai BTO) = 30/10 = 3
b) Jadi lokasi titik Bantu BTO di AvLOS = 3 dan TOI = 1.
3) Tarik garis yang menghubungkan kedua titik bantu tersebut.
4) Beri keterangan garis tersebut.
g. Daerah
efisien dibuat dan merupakan daerah yang dibatasi oleh perpotongan garis :
1) TOI = 1
2) TOI = 3
3) BOR = 75%
4) AvLOS = 12
Manfaat Grafik Barber Johnson :
Manfaat Grafik Barber Johnson :
- Membandingkan tingkat
efisiensi penggunaan Tempat Tidur dari suatu unit dari waktu ke waktu
dalam periode tertentu.
- Memonitor perkembangan
pencapaian target efisiensi penggunaan Tempat Tidur yang telah ditentukan
dalam suatu periode tertentu.
- Membandingkan tingkat
efisiensi penggunaan Tempat Tidur antar unit dalam periode tertentu
memantau dampak dari suatu penerapan kebijakan terhadap efisiensi
penggunaan Tempat Tidur.
- Mengecek kebenaran
laporan hasil perhitungan empat parameter efisiensi penggunaan Tempat
Tidur